Rabu, Oktober 28, 2009

My Lovely Best Friend [part 1]

Bella, Fariz, Kevin en Gerin adalah sahabat akrab semenjak mereka masih bersekolah di kelas 2 SMP. Awal terjalinnya persahabatan mereka cukup unik. Berasal dari kelas yang berbeda-beda, memiliki sifat yang berbeda-beda (bhineka tunggal ika berjaya!), tetapi dipertemukan pada sebuah kejadian yang cukup unik dan konyol.
Siang itu di sebuah kelas, seorang guru sedang mengomel kepada salah satu anak didiknya.
“Isabella! Ini sudah yang keberapa kalinya kamu tidak mengumpulkan tugas matematika?! Lebih dari 5 kali! Kamu tahu?! Kalau sampai terjadi lagi pada tugas saya selanjutnya, saya akan memanggil orang tuamu ke sini!”
Lagi-lagi Isabella, cewek yang akrab dipanggil Bella ini bener-bener terkenal seantero sekolah, maksudnya karena ia sering bikin onar. Guru mana en murid mana sih yang nggak tahu Bella? Bahkan tukang kebun aja tau, siapa dan di mana kelas Isabella Claudia itu.
“Maaf, bu.... Saya benar-benar lupa.... Semalam saya baru datang dari luar kota, saya capeeeek banget, bu. Jadinya nggak sempat ngerjain tugas dari ibu. Besok deh, bu! Saya janji! Bener deh!” Bella memohon dengan wajah memelas.
“Alasan aja! Kamu ini selalu berbohong! Sekarang kamu harus berdiri di lapangan upacara sampai bel istirahat berbunyi!”
“Glek! Siang-siang begini?! Panas bu’.... Hukumannya yang lain aja, asal nggak dijemur, bu... Kosek WC juga nggak pa-pa kok, bu....”
“Kerjakan sekarang juga atau saya tambah hukuman buat kamu!”
“Yah ibu....”
Akhirnya Bella melangkah dengan gontai menuju lapangan upacara. Namun, betapa terkejutnya ia ketika melihat ada 3 cowok yang lagi dihukum di lapangan upacara.
“Lagi pada dihukum, yah?” tanya Bella.
“Nggak! Kita lagi latihan paskib! Mata lo rabun yah?! Ngapain juga kita kurang kerjaan berdiri di lapangan upacara siang-siang begene?!! Mana panas lagi udaranya!” sahut cowok yang berdiri di ujung kanan ketus.
“Yang hukum bu Asti?” tanya Bella lagi. Ketiga cowok itu mengangguk-angguk.
“Sama donk!” ujar Bella nyantai.
“Kamu juga lagi dihukum?” tanya cowok yang berdiri di ujung kiri, di sebelah Bella.
“Enggak! Aku lagi disuruh ‘ma bu Asti nyopot tuh bendera!“ jawab Bella sekenanya.
“Loh? Kamu mau manjat ya? Kok nggak bawa tangga? Wah... Spiderwoman nih!” ujar si cowok yang berada di sebelah Bella sambil tertegun.
“Dasar bego’! Ya iyalah dihukum! Mana ada guru yang tega nyuruh muridnya nyopot bendera?! Apalagi murid cewek!” sahut Bella.
“Guru kayak gitu pasti ada!” sahut cowok yang di ujung kanan.
“Oh ya?! Di mana?! Ah! Ngarang lo!” sahut Bella.
“Di sini! Di sekolah kita!” si cowok berkata sambil mengarahkan telunjuknya ke bawah.
“Heh?! Siapa tuh guru?! Gila kali ya?!!” tanya Bella heran.
“Lah, ‘kan kamu udah tahu! Tadi kamu bilang sendiri!”
“Masa’ siy??? Emang tadi aku bilang apa?” tanya Bella dengan mimik muka orang B-E-G-O.
“Dasar pikun! Ya tadi itu! Bu Asti!”
“Eh?!! Iya deng! Bu Asti kan galak banget!” Bella menepuk jidatnya.
“Kecil-kecil udah pikun! Jangan-jangan kamu ngidap alzhaimer akut yah?” tanya cowok di ujung kanan.
“Kamu pikir aku ini orang tua gitu?!!”
“Udah... stop! Jangan berantem mulu’ donk! Memperpanas suasana aja!” si cowok yang di sebelah Bella berkata SBJ (Sok Bijaksana).
“Trus kamu maunya apa?! Orang yang berantem kita! Bukan kamu!” Bella ganti marah ke cowok yang ada di sebelahnya.
“Ehm... kenalan! Soalnya selama ini aku sering liat kalian, tapi aku nggak kenal kalian semua. Namaku Fariz, kelas 2-E.” Ujar cowok yang di sebelah Bella.
“Aku Gerin, dari kelas 2-D” ujar cowok di ujung kanan dengan ketus.
“Kalo’ aku, kalian pasti udah tahu!” ujar Bella dengan PD-nya.
“Emang kamu artis, hah?!!” ujar Gerin.
“Ya ampyuuun!!! Hare gene ‘gak kenal siapa aku?! Kenalin, Isabella Claudia, alias Bella dari 2-F!” ujar Bella dengan mimik muka kesal.
“Jadi.... kamu anak cewek yang paling sering bolos jam-nya bu Asti itu?!! Pantes aja, tapi....kayaknya ada yang aneh.” ujar Gerin.
“Aneh apanya, Rin?” tanya Fariz.
“Abis masa ada anak cewek yang mukanya berandalan kayak gini?!! Hahaha!!!!” Gerin tertawa tergelak-gelak.
“Sialan! Biasa aja deh! Gak usah lebay!” Bella memukul lengan Gerin dengan sangat keras.
“Hahaha!” Gerin tertawa terbahak-bahak.”Eh, kamu dari tadi kok diem aja? Kenalan dong! Sombong amat....” sambung Gerin sambil menatap heran ke arah cowok yang berada di tengah.
“Eh iya! Kamu kok diem aja sih?” tanya Bella.
“Namaku....Kevin.... 2-A.” ujar si cowok yang ada di antara Gerin dan Fariz.
“Lho? Kok pucat sih? Kamu sakit yah?” tanya Bella.
“Hah?....”
BLUGH! Tiba-tiba Kevin pingsan, otomatis ketiga anak itu kaget. Gerin segera memanggil bu Asti. Sedangkan Fariz dan Bella berusaha menyadarkan Kevin dengan cara mengipasinya dengan kertas koran yang mereka temukan di meja satpam.
Karena ada yang pingsan, hukuman untuk mereka bertiga pun dibatalkan. Segera diadakan pertemuan guru untuk “menghakimi” Bu Asti karena telah membuat hukuman yang memakan korban. (Emangnya perang?!!)
Setelah sekitar 30 menit, Kevin pun sadar. Ia terkejut ketika telah berada di UKS. Segera ia melompat dari kasur dan bergegas keluar UKS. Namun, sebelum itu pak Diman, guru jaga di UKS menahannya.
“Kamu masih belum sehat. Istirahat saja.” pak Diman menasihatinya.
“Tapi, pak.... Bel istirahat udah bunyi 15 menit yang lalu....” Kevin berkata dengan lemah.
“Emangnya ada apa sih? Kok buru-buru?” tanya Bella bingung. (Bingung? Pegangan dunk!)
“Aku ada ulangannya bu Asti!!!”
Mendengar itu, Bella dan Gerin tertawa tergelak-gelak dan membuat Kevin heran.
“Emangnya ada apa?” tanya Kevin.
“Bu Asti lagi disidang sama KepSek. Jadi kelas yang ada pelajarannya bu Asti jam kosong sekarang.” kata Fariz.
“Lah, kalian kenapa ‘gak balik ke kelas masing-masing?” tanya Kevin lagi.
“KepSek ngadain pertemuan guru mendadak buat nyidang bu Asti.” Kata Fariz lagi.
“Oh.... Thanks ya, guys!” Kevin pun bisa bernafas lega karena dia terbebas dari hukuman dan pelajaran bu Asti. Ia pun merasa beruntung karena ada teman-teman baru yang mau menolongnya dan membawanya ke UKS.
“Thanks buat apa?” tanya Gerin bingung.
“Kalian kan yang bawa aku ke UKS?” tanya Kevin tak mengerti.
“Sebenarnya bukan kita. Tapi Pak Diman. Mana kuat kita gotong kamu ke UKS?” ujar Bella cuek.
“Seenggaknya kalian udah manggilin pak Diman. Temen-temen sekelasku mana ada yang mau peduli satu sama lain.” ujar Kevin lirih.
“Santai aja, bro! Kita’kan temen. Aku harap sih kita bisa jadi sahabat. Soalnya aku juga punya masalah yang sama.” ujar Gerin diikuti dengan anggukan kepala Fariz dan Bella.
“Setuju! Mulai sekarang kita jadi sahabat! Lagian aku juga nggak suka sama temen sekelasku. Nge-bete-in sih!” ujar Bella sambil tersenyum.
Mereka berempat pun tertawa bersama di ruangan UKS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar